Kualitas sumber
daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang satu sama
lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni
pendidikan dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya
pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat
mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Oleh
karena itu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya
promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif
yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School
( Sekolah yang mempromosikan kesehatan ). Health Promoting School
adalah sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan
semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan
lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan
di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada
kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan
aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Masalah kesehatan yang dihadapi oleh
anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak
usia TK/RA dan SD/MI biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan
lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci
tangan pakai sabun, serta membersihkan kuku dan rambut. Pada anak usia
SMP/MT dan SMU/MA (remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya
berkaitan dengan perilaku berisiko seperti perilaku merokok,
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya),
kehamilan yang tak diinginkan (KTD), abortus yang tidak aman, Infeksi
Menular Seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja,
stress dan trauma.
Berkaitan dengan hal itu, pelaksanaan
UKS di tingkat TK/RA dan SD/MI berbeda dengan tingkat SMP/MT dan SMU/MA.
Pelaksanaan UKS di SMP/MT dan SMU/MA lebih difokuskan pada pencegahan
perilaku berisiko yang biasanya sering dilakukan remaja sesuai dengan
ciri dan karakteristiknya yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan
ingin coba-coba sesuatu hal yang baru serta penanganan akibatnya. Murid
usia SMP/MT dan SMU/MA (remaja) perlu dibina agar menjalankan hidup
sehat lewat keterapilan hidup sehari-hari (life skill education).
Sementara untuk anak usia TK/RA dan SD/MI, memupuk kebiasaan PHBS sedini
mungkin dengan membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci
tangan, serta membersihkan kuku dan rambut.
Upaya penerapan PHBS di Sekolah
Anak sekolah merupakan generasi penerus
bangsa yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
Jumlah usia sekolah yang cukup besar yaitu 30 % dari jumlah penduduk
Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen
perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga
maupun masyarakat.
Beberapa kegiatan peserta didik dalam
menerapkan PHBS di sekolah antara lain jajan di warung/kantin sekolah
karena lebih terjamin kebersihannya; mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun; menggunakan jamban di sekolah serta menjaga kebersihan
jamban; mengikuti kegiatan olah raga dan aktifitas fisik sehingga
meningkatkan kebugaran dan kesehatan peserta didik; memberantas jentik
nyamuk di sekolah secara rutin; tidak merokok, memantau pertumbuhan
peserta didik melalui pengukuran BB dan TB; serta membuang sampah pada
tempatnya.
Dengan menerapkan PHBS di sekolah oleh
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah, maka akan
membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sekolah sehat.
Sumber : Panduan Promosi Kesehatan Sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar