ENVIRONMENTAL HEALTH IS NOT EVERYTHING, BUT EVERYTHING STARTING FROM HERE

Kamis, 12 Juli 2012

Hepatitis A Mengancam Kesehatan Masyarakat

Hepatitis A adalah infeksi (iritasi dan pembengkakan)  pada  hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A yang penularan Virusnya melalui kontak manusia dengan media lingkungan (air dan makanan). Hepatitis A terjadi karena serangan virus yang diberi nama Virus Hepatitis A (HAV) yang merupakan virus RNA positif. Penularan Terjadi apabila kita minum air atau makan makanan yang telah terkontaminasi oleh tinja seorang yang terinfeksi virus  Hepatitis A, bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah.
Kesehatan Lingkungan atau Sanitasi lingkungan dan kesehatan manusia adalah dua hal yang saling terkait .  Faktor lingkungan dapat menjadi  resiko kesehatan bagi  kesehatan masyarakat. Merebaknya penyakit Hepatitis A  berhubungan erat dengan kondisi  kesehatan lingkungan/sanitasi lingkungan  di suatu wilayah, kondisi sanitasi lingkungan yang rendah/buruk, maka  akan berpotensi untuk menyebarkan virus   Hepatitis A melalui air dan makanan , sehingga berpotensi menimbulkan KLB di wilayah tersebut. Apalagi bila ditambah perilaku masyarakat yang tidak mendukung kesehatan, maka akan lebih mudah penyebaran penyakit Hepatitis A di wilayah tersebut.

Pengertian Kesehatan Lingkungan dalam perkembangannya selalu berubah. Sesuai Undang-Undang N0. 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa  upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a.    Limbah cair;
b.    Limbah padat;
c.    Limbah gas;
d.    Sampah yang tidak diproses sesuai denganpersyaratan yang ditetapkan pemerintah;
e.    Binatang pembawa penyakit;
f.    Zat kimia yang berbahaya;
g.    Kebisingan yang melebihi ambang batas;
h.    Radiasi sinar pengion dan non pengion;
i.    Air yang tercemar;
j.    Udara yang tercemar; dan
k.    Makanan yang terkontaminasi.

Dalam penerapannya di masyarakat, upaya kesehatan lingkungan meliputi penyediaan air bersih/air minum, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, kontrol pengendalian vektor pengendalian  pencemaran tanah, Hygiene dan sanitasi makanan,  pencemaran udara dan pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya.

Masaalah kejadian penyakit berbasis lingkungan di Indonesia saat ini masih relatif tinggi, seperti Diare, Demam berdarah, Tb. Paru, ISPA, Hepatitis, ditambah lagi penyakit-penyakit yang datang dari luar negeri seperti Flu burung, SARS, EHEC. Sehingga akan banyak wilayah di Indonesia menjadi rawan KLB, disebabkan oleh karena kondisi kesehatan lingkungannya yang  masih rendah.

Saat ini sedang berjangkit KLB Hepatitis A di wilayah Jawa Barat. Seperti diketahui pada hari Senin 7 November 2011 sedikitnya 68 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Depok terserang penyakit Hepatitis A. Sedang di Unpar, penderita yang terserang secara massal mencapai 48 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa didaerah tersebut kondisi kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakatnya masih buruk. Seperti diketahui bahwa virus Hepatitis A dapat disebarkan melalui air dan makanan, dengan demikian bahwa masyarakat yang terkena hepatitis A tersebut mengkonsumsi air dan makanan yang telah terkontaminasi oleh tinja manusia.  Masyarakat  sekolah pada umumnya mengkonsumsi makanan jajanan disekolah. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa kualitas makanan yang di jual di rumah makan/warung/kantin/pedagang kaki lima tidak dilakukan pemeriksaan. Sehingga tidak dapat terdeteksi secara dini akan kejadian KLB Hepatitis A tersebut.

Kurangnya pengawasan terhadap kualitas makanan dan pembinaan terhadap pedagang makanan disebabkan kurangnya tenaga profesional yang berwenang melakukan pengawasan Hygiene dan Sanitasi makanan. Tenaga yang profesional dibidang tersebut adalah  tenaga sanitarian.

Ada dua kemungkinan mengapa pengawasan terhadap kualitas kesehatan lingkungan tidak dilakukan, antara laian oleh karena kurang optimalnya pemanfaatan tenaga sanitarian atau kurang jumlanya.

Oleh karena itu perlu ditingkatkannya kualitas dan kuantitas tenaga sanitarian di Indonesia diberbagai lokasi , seperti di rumah makan, perhotelan, rumah sakit, pariwisata, hingga perusahaan pertambangan untuk menangani aspek kesehatan lingkungan. Bidang pekerjaannya melakukan pengawasan agar sanitasi berfungsi secara baik.

Beberapa penyebab buruknya kondisi kesehatan lingkungan di Indonesia adalah lemahnya prioritas perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan,  kurangnya koordinasi lintas sektor dan lintas program, tidak  memperhitungkan kebutuhan dan tidak berkelanjutan. Disisi lain, kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat merupakan faktor penting yang menyebabkan penularan penyakit Hepatitis A.

Salah satu upaya memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan antara lain adalah dengan menyiapkan perancanaan pembangunan Kesehatan lingkungan yang responsif dan berkelanjutan serta menambah jumlah sanitarian yang bermutu dan profesional. Seperti yang dikutip dari Ketua I  Pengurus Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (PP-HAKLI), Subardan Rohmat, yang menilai bahwa keterbatasan tenaga kesehatan lingkungan (sanitarian) adalah salah satu penyebab kurangnya pengawasan faktor kesehatan lingkungan sehingga menimbulkan KLB  Hepatitis A saat ini., Semarang (ANTARA News). Subardanpun mengatakan, untuk puskesmas wajib memiliki sanitarian minimal satu orang per unit, karena penularan penyakit hepatitis erat kaitannya dengan sistem sanitasi dan lingkungan.

sumber : http://web-hakli.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar