Kali ini saya akan membahas tentang Prilaku di hubungkan dengan Lingkungan, Mau tahu lebih lanjut lagi. mari kita simak pembahasannnya .....
Setiap manusia yang hidup di dunia ini memerlukan lingkungan yang
bersih dan sehat agar dapat memberikan kenyamanan hidup. Oleh karena
itu, manusia wajib peduli terhadap lingkungan dengan cara menjaga,
memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
Masalah lingkungan hidup yang mencerminkan peradaban manusia telah menjadi pusat perhatian. Setiap tahun dan bahkan setiap bulan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerbitkan pernyataan mengenai kesehatan masyarakat dunia yang kurang memuaskan. Begitupula pernyataan para pemimpin dunia dan lembaga-lembaga penelitian dan ilmuwan di perguruan tinggi serta kaum politisi di berbagai negara menyampaikan keprihatinan terhadap lingkungan hidup yang semakin parah. Mereka berbicara yang disiarkan oleh berbagai media massa tentang ancaman terhadap sistem vital yang mendukung kehidupan, perlunya menstabilkan iklim, mengurangi ancaman perubahan iklim (global change), tidak berimbangnya jumlah penduduk dan sumberdaya alam yang mengakibatkan timbulnya kekurangan pangan dewasa ini yang menimpa berbagai kawasan di dunia, dampak pencemaran udara di kota-kota besar dan lain-lain.
Masalah lingkungan hidup yang mencerminkan peradaban manusia telah menjadi pusat perhatian. Setiap tahun dan bahkan setiap bulan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerbitkan pernyataan mengenai kesehatan masyarakat dunia yang kurang memuaskan. Begitupula pernyataan para pemimpin dunia dan lembaga-lembaga penelitian dan ilmuwan di perguruan tinggi serta kaum politisi di berbagai negara menyampaikan keprihatinan terhadap lingkungan hidup yang semakin parah. Mereka berbicara yang disiarkan oleh berbagai media massa tentang ancaman terhadap sistem vital yang mendukung kehidupan, perlunya menstabilkan iklim, mengurangi ancaman perubahan iklim (global change), tidak berimbangnya jumlah penduduk dan sumberdaya alam yang mengakibatkan timbulnya kekurangan pangan dewasa ini yang menimpa berbagai kawasan di dunia, dampak pencemaran udara di kota-kota besar dan lain-lain.
Kemajuan
teknologi yang kemudian memotivasi manusia menjadi serakah, maka dewasa
dan perkembangan lingkungan hidup semakin parah serta laju kerusakan
lebih cepat dari pemulihan. Sementara itu, banyak orang yang membuang
sampah sembarangan, sehingga sering sekali kita melihat situasi yang
semrawut, sampah-sampah berserakan, dan lingkungan yang tidak sedap
dipandang. Banjir dimana-dimana akibat perilaku manusia yang tidak
peduli lingkungan. Dalam upaya mencari jalan keluar (solusi) terhadap
berbagai masalah lingkungan hidup yang makin ruwet saja, diperlukan
intervensi perilaku untuk dapat memperbaiki lingkungan hidup. Rasanya
pernyataan di atas sering disampaikan oleh penggiat lingkungan, juga
oleh kaum muda yang peduli lingkungan. Tetapi pendidikan lingkungan yang
mengajarkan untuk bersahabat dengan lingkungan masih terasa kurang di
berbagai kesempatan baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
Perilaku
merupakan wujud tindakan seseorang berdasarkan pemahaman dan kemauan
terhadap sesuatu yang dihadapi. Sedangkan lingkungan hidup merupakan
wahana dimana mahluk dapat bertahan dan berkembang biak. Melihat
beberapa contoh dari pernyataan di atas, bagaimana perilaku manusia
dirubah oleh kondisi lingkungan hidupnya. Orang Indonesia pada umumnya
bila berada di negeri sendiri (atau di daerahnya masing-masing) tak mau
membuang sampah pada tempatnya, tak mau antri di dalam menunggu sesuatu,
tak mau menggunakan jembatan penyeberangan, dan tak mau menjadi
pengemudi yang santun di jalanan. Sehingga seringkali kita melihat
situasi yang semrawut, sampah-sampah berserakan, orang-orang menyeberang
jalan tanpa aturan, kendaraan umum yang ugal-ugalan tak tahu aturan di
dalam berlalu-lintas, dan berbagai akibat lainnya. Situasi lingkungan
perkotaan yang terjadi di kota ini adalah hasil dari suatu akal sehat
bersama yang cenderung berbentuk aksi negatif. Kondisi tersebut sangat
memalukan diri sendiri, apalagi dilihat oleh bangsa lain yang sedang
berkunjung ke daerah kita. Situasi ini membuat tak nyaman bagi
masyarakat kota yang masih mau mengikuti aturan.
Sebaliknya,
mari kita lihat perilaku orang-orang Indonesia (umumnya), apabila berada
di luar negara Indonesia seperti contoh di negara tetangga Singapura.
Mereka melakukan tindakan/aksi yang positif dimana semuanya pada menurut
atau patuh dengan situasi negara ini. Harus antri untuk menunggu apa
saja seperti menunggu taksi, antri di toko, dan lain-lain pokoknya
semuanya mesti antri. Dilarang meludah di lantai, dilarang membuang
sampah sembarangan karena akan dikenakan denda. Tak ada satupun orang
Indonesia yang ingin mencoba di denda di Singapura (misalkan) gara-gara
meludah dan membuang sampah sembarangan atau menyeberang sembarangan.
Selain mahal bayarannya, juga ada rasa malu terhadap tuan rumah negara
itu. Begitulah, perilaku orang-orang Indonesia yang dengan cepat
beradaptasi membentuk perilaku yang baik mereka selama berada di luart
negeri. Mengapa orang Indonesia mau berperilaku tertib di luar negeri?
Karena ada sesuatu yang membuat manusia-manusia itu melakukan
perubahan-perubahan tersebut. Menurut S. Kaplan dalam buku Psikologi
Lingkungan (Sarwono, 1992) bahwa manusia itu pada dasarnya adalah
mahkluk yang berakal sehat. Sebagai makhluk berakal sehat, maka ia
selalu ingin menggunakan akal sehatnya, namun ia tidak selalu dapat
melakukannya. Hal ini bergantung pada faktor yang mempengaruhinya
seperti situasi dan kondisi lingkungan. Namun menurut S. Kaplan bahwa
manusia sebagai makhluk berakal sehat sangat berbeda dari manusia
sebagai makhluk rasional. Rasio tidak bergantung pada situasi, sedangkan
akal sehat bergantung pada situasi menurut Sarlito Wirawan Sarwono
(pakar psikologi).
Sebagai makhluk rasional, manusia tahu apabila
membuang sampah sembarangan, ia akan mengotori lingkungan dan hal ini
berlaku dimana saja dan kapan saja. Namun, jika manusia itu kebetulan
sedang berada di tempat yang memang sudah kotor dan penuh dengan sampah,
akal sehatnya berkata bahwa tidak apalah ia menambah sedikit sampah
lagi di tempat itu daripada dia harus membawanya ke tempat sampah yang
belum tentu ada di sekitar tempat itu. Tetapi bila ia berada di suatu
tempat yang memang terjaga kebersihannya, akal sehatnya akan mengatakan
bahwa tidak layak ia mengotori tempat itu walau hanya dengan setitik
abu. Tempat sampah sudah tersedia disitu sehingga manusia dengan akal
sehatnya membuang sampah pada tempatnya.
Pada umumnya di negara
maju penerapan aturan hukum selalu dibarengi dengan memperhatikan akal
sehat manusianya, dan secara konsisten pemerintahnya menyediakan
sarana-sarana yang mendukung aturan yang dibuat. Penerapan hukum juga
selalu konsisten dengan memberikan reward dan punishment. Ada
tempat-tempat sampah yang disiapkan di berbagai tempat untuk menunjang
kebersihan lingkungan. Akal sehat mereka dilatih untuk melakukan aksi
positif yang menguntungkan orang banyak. Melatih memiliki kesadaran dan
sportifitas apabila telah berbuat kesalahan atau penyimpangan terhadap
kesepakatan yang sudah disetujui. Orang akan sadar bila berbuat
kesalahan atau penyimpangan, maka ia harus membayar denda, bahkan tidak
akan menunda pembayarannya karena bila diketahui terlambat dia akan
mendapatklan sangsi lebih berat.
Bagaimana di Indonesia?
Orang-orang yang patuh di luar negeri yang baru pulang, kini
berbondong-bondong melakukan pelanggaran, membuang sampah dimana-mana,
melakukan corat-coret pada tembok atau di jalanan terbuka, melakukan
tindakan-tindakan merusak yang merugikan masyarakat, masyarakat
menyeberang sembarangan di jalan-jalan raya tanpa ada rasa takut,
meludah di sembarangan tempat, parkir sembarangan di jalan raya yang
mengakibatkan macet, mengotori sungai-sungai yang mengakibatkan banjir
bila turun hujan, merokok di ruang AC tak peduli apa akibatnya bagi yang
tidak merokok dan menghirup asapnya. Begitulah yang terjadi pada
umumnya, semuanya serba bisa dilakukan dan umumnya akal sehat
masyarakatnyapun seolah menyetujui kondisi tersebut.
Masyarakat
terkena sindrom masa bodoh atau "cuek" atau tak peduli lagi dengan
sekelilingnya. Semua menjadi hal yang biasa dan layak dilakukan. Aturan
dilarang dan tulisan dilarang membuang sampah dan sangsipun ada, tetapi
pelanggaran tetap terjadi terus dan tidak ada tindakan sangsi yang
diterapkan. Kebanyakan pada umumnya aturan-aturan tersebut belum
ditunjang dengan ketersediaan lingkungan fisik, misalnya tidak tersedia
sarana pembuangan sampah yang memadai, Bila adapun mungkin tempat
sampahnya penuh (karena tidak diangkut) atau rusak sehingga tidak
berfungsi baik, seperti terlihat di halte-halte bus di perkotaan. Tidak
diterapkan sangsi bagi pelanggar, maka akan membentuk perilaku yang
tidak peduli sama sekali terhadap lingkungan sekitarnya. Kalaupun ada
yang peduli, seringkali menjadi orang yang aneh di tempat tersebut, dan
seolah orang yang peduli itu tak lagi memiliki akal sehat karena telah
tertutup oleh akal sehat orang yang tak peduli yang jumlahnya masih
lebih banyak dibandingkan yang peduli.
Perilaku tidak hanya
ditentukan oleh lingkungan dan sebaliknya, melainkan kedua hal itu
saling menentukan dan tidak dapat dipisahkan. Teori ini sering membuat
kita bingung di dalam mengambil keputusan, mana terlebih dahulu yang
akan dibenahi? Teori yang sering berkonotasi mencari kambing hitam
didalam penyelesaian permasalahan, maka teori determinan kesehatan bahwa
menurut Hendrik L. Blum bahwa perilaku dan lingkungan merupakan
penyebab terbesar yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat.
Terlepas dari penyebab rusaknya lingkungan di negeri kita, mari kita
melangkah maju untuk mencari solusi untuk memperbaiki lingkungan hidup
yang rusak dengan menerapkan aturan hukum yang konsisten dengan
sangsinya. Tidak kalah pentingnya kita harus melakukan pendidikan
lingkungan hidup utamanya bagi kaum muda untuk memelihara lingkungan
yang sehat. Sesungguhnya faktor perilakulah yang akan mengakibatkan
lingkungan hidup rusak atau baik. Mengingat merubah perilaku manusia
ketika dewasa jauh lebih sulit, maka lebih baik memulai menanamkan
perilaku bersih dan sehat bagi kaum muda sejak dini.
Jadi, Marilah kita
berperilaku bersih dan sehat yang akan dapat menciptakan lingkungan
hidup yang lebih baik
Buat Hidup Lebih Hidup, Bravo........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar